KABUPATEN BEKASI, GTN - Jelang hari raya Idul Adha 1444 H, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Bekasi telah melakukan antisipasi dalam mengatasi berbagai kemungkinan yang terjadi dilapangan dengan membentuk tim pengawasan pemeriksa hewan Qurban untuk mengawasi PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) dalam proses jual-beli hewan Qurban di Kabupaten Bekasi. Hal ini dikatakan Kabid Kesehatan Hewan, Dwian Wahyudiharto kepada Awak Media saat di jumpai di Dinas Pertanian Bidang Kesehatan Hewan, Pemerintah Kabupaten Bekasi, Cikarang Pusat, pada Jum'at (9/6/2023) pagi.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan mengatakan, Sebelum hewan Qurban yang masuk dari luar daerah disarankan agar divaksinasi terlebih dahulu agar terhindar dari PMK.
"Jadi hewan Qurban yang masuk ke Kabupaten Bekasi itu betul-betul dalam keadaan sehat, dan harus dibuktikan dari sana dengan surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal, nah itu harus benar-benar sehat, sudah di vaksin PMK," terangnya.
Dwian mengungkapkan bahwa, rata-rata hewan Qurban dari luar daerah seperti dari Bali, NTT biasanya sebelum hewan diberangkatkan ke wilayah lain, ada pengecekan kesehatan terlebih dahulu melalui pemeriksaan Ceck Poin dan sudah melalui karantina.
"Kalau tidak lengkap berkasnya tidak mungkin sampai kesini, kita mempersyaratkan hewan Qurban dari luar itu harus sudah di vaksin dan di Eartag Secure QR Code (anting ternak)", jelasnya.
Dikatakannya bahwa,Tim Pengawas Pemeriksa Hewan Qurban mulai bergerak pada tanggal 13 Juni 2023 besok, dengan jumlah 30 orang ditambah lagi dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia.
"Pemeriksaannya itu Ante Mortem (pemeriksaan sebelum hewan dipotong) dalam kondisi masih hidup dan Post Mortem adalah pemeriksaan kesehatan hewan setelah dipotong dilakukan selama 3 hari tasrik di Idul Adha," terangnya.
Dia pun menambahkan bahwa, dirinya dan tim akan terus melakukan pemeriksaan kesehatan hewan semaksimal mungkin untuk memastikan hewan Qurban tersebut betul-betul aman dari PMK baik untuk penjual maupun pembeli hewan qurban di Kabupaten Bekasi.
"Paling nanti akan kita berikan kepada hewan Qurban tersebut seperti vitamin, obat penurun panas kalau memang hewan tersebut terlihat stres tranportasi di jalan. Karena kebanyakan hewan-hewan tersebut stres karena perjalanan, ya parah-parahnya itu patah kaki biasanya," imbuhnya.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi selain menghimbau kepada para pedagang hewan untuk menjual hewan Qurban yang sehat juga terus mensosialisasikan kepada masyarakat melalui banner yang terpampang di tempat-tempat penjual hewan yang telah lolos dalam pemeriksaan (Verifikasi dari bidang kesehatan hewan-Red).
"Kita selalu mensosialisasikan terus, juallah hewan yang sehat, jangan yang sakit kamu jual, kita juga terus terang tidak bisa mengawasi selama 24 jam, maka yang kita lakukan kita buat di banner hasil pemeriksaan ada gambar waspada penyakit, sehingga sipembeli nanti akan melihat ini ciri-ciri hewan yang sakit PMK atau LSI itu kayak apa, jadi si pembeli bisa baca dan si pembeli juga diharapkan bisa tahu mana yang sehat mana yang tidak dari ciri-ciri itu," paparnya.
Dalam himbauannya kepada masyarakat Dwian menekankan bahwa," Pilihlah sapi yang sehat, yang cukup umur dan tidak cacat, lihat ciri-cirinya dan waspadai penyakit PMK dan LSI serta Antrak, tiga itu dengan ciri-ciri kalau Antrakkan kelihatan dia lemah lesu tidak mau makan, suhu tubuh tinggi diatas 40 drajat nanti biasanya keluar bintik-bintik darah dari kulit dan pori-pori terus dari libang hidung dan anus juga keluar, kalau LSI ada benjol-benjol kayak cacar, kalau PMK ada lepuh-lepuh di mulut dan di kaki ada kayak luka-luka, terus mengeluarkan air liur yang berlebihan," jelasnya.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi juga menerima aduan masyarakat yang menemukan hal tersebut setelah membeli hewan qurban.
"Kalau memang masyarakat beli kok dikirimnya sapi yang begini, lapor..nanti kita periksa!," pungkas Dwian Wahyudi Harto.
(Tim) GTN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar